Kue Balok Kang Didin Sejak 1950
Pemilik Kedai Kue Balok Kang Didin
Koeliner Aseli Garoet- Jawa Barat Tomy Maulana
Koeliner Aseli Garoet- Jawa Barat Tomy Maulana
KUE BALOK KANG
DIDIN TAHUN 1950an KULINER KOTA BANDUNG
K
|
Bandung. Dengan suasana yang masih diberikan oleh tempat berjualan kue balok ini yaitu suasana jaman dahulu yang mana untuk berkumpul dengan keluarga, teman atau siapapun masih seperti jaman dulu cukup dengan sebuah meja dan ditemani beberapa kursi.
Kue balok Kang Didin memiliki tekstur yang lembut dan
memiliki banyak rasa yang sangat memanjakan lidah. Terlebih dengan jaman yang
semakin modern ini kue balok Kang Didin pun tak ingin tertinggal, seperti rasa
yang diberikan disini semain banyak yang tadinya hanya rasa original saja
sekarang sudah banyak memberikan rasa lainnya seperti rasa green tea,
tiramishu, oreo, selai nanas, dan masih banyak lagi rasa yang diberikan.
Disini kue balok Kang Didin memberikan varian
kematangan kue baloknya yaitu ada yang matang dan setengah matak sesuai selera
yang dipesan, dan tidak hanya kue balok saja Kang Didin juga menyediaka
berbagai minuman diantaranya ada susu putih hangat, jahe merah, susu green tea,
kopi hitam dan masih banyak lainnya.
Harga yang diberikan pun dibilang cukup murah yaitu Rp. 2.500 untuk rasa yang original dan Rp. 3.500 untuk berbagai rasa. Untuk harga minuman dihargai mulai dari Rp. 5.000 – Rp. 10.000.
Kedai yang mulai berjualan dari pukul 16.00 WIB sampai
denga pukul 05.00 WIB memberikan suasana yang sangat hangat, dimana dari sore
hari sampai pagi hari kedai ini masih berjualan. Tetapi jika Anda ingin
merasakan kue balok Kang Didin ini di siang hari, tak perlu khawatir karena kue
balok Kang Didin ada yang berjualan sampai 24 jam nonstop tetapi suasana yang
diberikan tidak lah sama seperti kedai yang dibuka pada sore hari, karena untuk
kedai yang buka 24 jam hanya seperti tempat makan pada umumnya. Yang membedakan
dengan sore hari yaitu berjualan di pinggir jalan atau diatas trotoar tempat
orang-orang berjalan, tetapi tenang saja kedai ini sudah mempunyai izin dari
pemerintah setempat untuk berjualan dipinggir jalan.
Sangat nikmat jika berkunjung ke kue balok Kang Didin
ini pada malam hari ketika suhu udara mulai terasa dingin dan langsung diberi
santapan hangat dari kue balok Kang Didin yang ditemani juga minuman hangat
yang disediakan.
Tomy Maulana anak kedua dari empat bersaudara, pemilik sekaligus
penerus bisnis kue balok Kang Didin Bandung
Tomy Maulana
Lahir tahun 1985 anak kedua dari empat bersaudara dari Bapak Didin pemilik kedai kue balok kang Didin. Bertempat tinggal di Komplek Tegal Kawung Cluture Bandung.
Berikut petikan wawancaranya.
Sudah berapa lama kue balok Kang Didin ini berdiri?
Kalau dihitung dari tahun
sekarang ini kue balok Kang Didin sudah berdiri selama 68 tahun dimana
berdirinya kue balok Kang Didin ini sejak tahun 1950an, yang mana waktu itu masih
berjualan di sekitaran pinggir rel kereta api yang masih menggunakan roda
berjualan. Belum membuka usaha di pinggir jalan Abdurachman Saleh ini. Dan
untuk rasa yang diberikan masih original saja seperti kue balok pada umumnya.
Apa resep yang dipakai sehingga sampai saat ini kue balok Kang Didin
masih bertahan?
Untuk resep yang dipakai
masih sama seperti pada umumnya yaitu seperti terigu, gula, telur dan
sebagainya. Tetapi untuk saat ini paling yang membedakan itu hanyalah dari segi
kematangan dan aneka rasa yang diberikan, dimana untuk kematangan sendiri
sekarang ini memberikan dua pilihan kematangan kue balok yaitu matang dan
setengah matang. Untuk rasa nya sendiri kami menyediakan berbagai rasa seperti
yang sedang terkenal sekarang ini ada rasa green tea, tiramisu, oreo dan
macam-macam lainnya yang pasti enak untuk disantap. Tetapi kami juga tidak
menghilangka rasa yang sebenarnya dari dulu kami berikan yaitu rasa original.
Kenapa lebih memilih tempat di pinggir jalan untuk melanjutkan usaha kue
balok Kang Didin?
Saya memilih tempat ini
karena menurut saya tempat seperti pada jaman dahulu yang mana orang-orang
lebih senang berkumpul diluar dengan suasana yang ramai dan cukup unik juga,
karena saya tidak mau menghilangkan ciri khas yang dari dulu sudah diberikan
yang sebelumnya sudah berjualan di pinggir rel kereta api.
Apakah tidak ada niat untuk membuka kedai atau membangun kedai dengan
tema modern seperti kebanyakan café di kota Bandung ini?
Untuk membuka atau membangun
kedai yang lebih modern atau kekinian sih sepertinya tidak, karena seperti yang
sudah saya jelaskan tadi, saya tidak ingin meninggalkan cirri khas suasana yang
diberikan seperti dulu, dan mungkin untuk jaman sekarang malah orang-orang
lebih senang memilih tempat klasik sepertinya tetapi untuk hal seperti berfoto
disini kurang ya, karena tempatnya yang gelap dan hanya diterangi beberapa
lampu juga dibantu lampu kendaraan yang lalu lalang di jalanan sekitar sini.
Apa yang membuat kue balok Kang Didin ini beda dari kue balok di kota
Bandung yang lainnya?
Mungkin kalau disini lebih
ke tempatnya yang unik, dan cara pembuatannya yang masih memakai bara api
karena itu juga menjadi nilai tinggi buat kue balok Kang Didin ini. Dan rasa
yang diciptakan pastinya lebih nikmat karena masih menggunakan cara pembuatan
sejak dulu. Jadi itu paling yang membuat beda dengan kue balok lainnya di kota
kembang ini.
Apakah terdapat kedai kue balok Kang Didin yang lain, selain yang berada
di jalan Abdurachman Saleh?
Ya, jadi kue balok Kang Didin ini memliki cabang kedai
lagi yang berlokasi di jalan Moh Toha No. 366 Bandung. Disana juga sama seperti
disini menyuguhkan berbagai macam rasa kue balok juga serta berbagai minuman,
juga suasana yang sama seperti di jalan Abdurachman Saleh ini.
Adakah kendala yang dirasakan ketika harus
bergelut di jaman sekarang ini yang banyak café-café baru dan terkenal di
Bandung ini?
Untuk kendala sih pasti ada saja, karena kita juga
sama-sama berjualan dan menarik perhatian orang-orang untuk membeli produk
kita. Untuk itu saya tetap mempertahankan cita rasa dan cara pembuatan kue
balok Kang Didin ini, karena menurut saya ini adalah hal yang paling menjual
karena beda dari yang lain, dan suasananya pun terbilang cukup unik dan jarang
ya, karena kita menyuguhkan pemandangannya itu tepatpinggir jalan dimana banyak
kendaraan yang melintasi tetapi kita juga tetep jaga keselamatan.
Strategi seperti apa yang dilakukan untuk
tetap mempertahankan kedai kue balok Kang Didin ini?
Untuk strategi nya paling seperti tadi yang saya
bilang sebelumnya, yaitu dengan mempertahankan cara pembuatannya yang masih
menggunakan bara api, jadi cita rasa yang dihasilkan itu pasti berbeda dengan
pembuatan yang dibakar atau di oven dengan menggunakan alat yang sudah canggih.
Karena dengan pembuatan yang seperti ini bakal menghasilkan rasa yang lebih
nikmat dibandingkan dengan alat modern sekarag ini
Untuk
harganya sendiri apakah ada kendala?
Untuk harga paling saya mengikuti harga bahan bakunya,
kadang kan harga bahan baku nya itu mengalami kenaikan harga, disitu juga saya
mulai menaikan harga kue balok nya sendiri. Tetapi tidak untuk kenaikan yang
drastic banget, karena saya juga melihat konsumen nya, pasti konsumen juga
faham akan kenaikan harganya.
Komentar
Posting Komentar